
Inilah yang bisa kita saksikan pada pemilihan presiden kali ini. Lihatlah misalnya, bagaimana dulu PDI Perjuangan dan Gerindra pernah sama-sama mesra saat Pemilu Presiden 2009. Saat mereka "menjodohkan" Megawati dengan Prabowo maju sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden. Juga saat partai ini mengusung calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Berikut tujuh fakta unik Pilpres 2014 sebagaimana dirangkum oleh portal berita MSN-plasa :
1. Megawati-Prabowo Berpasangan di Pilres 2009
PDI Perjuangan dan Partai Gerindra pernah bergandengan mesra saat Pemilu 2009 lalu. Kala itu mereka berkoalisi untuk bertarung dalam pemilihan presiden. Keduanya memasangkan Megawati dengan Prabowo Subianto sebagai pasangan Capres dan Cawapres. Namun pasangan ini kalah.
2. Mesra di Pilgub DKI
Pun saat pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta 2011. PDI Perjuangan dan Gerindra pun berkoalisi. PDI Perjuangan mengusung Joko Widodo sebagai calon gubernur. Sedangkan Partai Gerindra mengusung Basuki T Purnama atau Ahok sebagai wakil gubernur. Keduanya amat mesra dan memenangkan calonnya.
3. Partai Pengusung
Lihatlah barisan pengusung di belakang Prabowo-Hatta. Ada PKS, Golkar, PAN, dan PPP. Pada Pilpres 2004, keempat partai itu dalam barisan Demokrat yang mengusung SBY-Jusuf Kalla. Kini ketika Jusuf Kalla yang mantan Ketua Umum Golkar ini malah tak mendapat sokongan dari bekas partai yang pernah dikomandaninya. Begitu juga PKS, PAN, dan PPP yang dulu ikut mendukung pasangan SBY-Kalla, kini tak mau lagi mendukung Kalla.
4. Kader Membelot
Keputusan partai tak selalu sejalan dengan nurani kadernya. Lihatlah apa yang dilakukan kader muda Golkar, Indra J. Piliang, Agus Gumiwang, Nusron Wahid, dan juga politisi senior Golkar, Luhut Panjaitan yang lebih memilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dibanding mendukung Prabowo-Hatta Rajasa.
Padahal, Partai Golkar, tempat mereka bernaung secara resmi telah memutuskan untuk mendukung pasangan nomor urut 1: Prabowo-Hatta. Pun yang terjadi di Partai Amanat Nasional (PAN). Meski Ketua Umum partai ini, Hatta Rajasa, menjadi calon presiden Prabowo, namun salah satu kadernya, Wanda Hamidah, justru mendukung pasangan Jokowi-JK.
Tak hanya Golkar dan PAN. Di Partai Gerindra pun ada nama Muhammad Harris Indra. Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Pertahanan ini juga membelot mendukung pasangan Jokowi-JK.
Di PKB, juga ada nama Mahfud MD. Kader yang sempat digadang-gadang menjadi calon presiden dari PKB itu, kini membelot ke pasangan Prabowo-Hatta. Di kubu ini, Mahfud menjabat Ketua Tim Pemenangan.
5. Perang Jenderal
Dibanding Pilpres dua kali sebelumnya, bisa jadi Pilpres kali ini merupakan 'perang' terpanas di antara mantan tentara sendiri. Lihatlah barisan jenderal berbintang di masing-masing tim pemenangan pasangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK.
Disebut 'perang' terpanas karena masing-masing saling serang dan buka-bukaan tentang kasus yang pernah terjadi. Kubu Prabowo menyerang kubu Jokowi dimana di belakangnya ada nama Hendropriyono, bekas Kepala BIN, yang diduga terlibat dalam pembunuhan aktivis HAM, Munir dan kasus pembunuhan di Talangsari, Lampung.
Begitu juga di kubu Jokowi. Mereka menyerang Prabowo dengan kasus pemberhentian Prabowo dari dinas ketentaraan karena kasus penculikan aktivis 98.
6. Artis Pendukung
Di barisan artis ini juga ada yang cukup menarik. Sejumlah artis yang pada Pemilu Legislatif lalu mendukung partai tertentu, kini saat Pemilu Presiden, mereka justru berbeda dengan partai yang dulu pernah didukungnya. Lihat misalnya Raja Dangdut Rhoma Irama dan musisi Ahmad Dhani. Kedua artis ini saat Pemilu Legislatif getol mendukung PKB.
Namun mereka harus pecah kongsi saat Pilpres berlangsung. PKB berada di barisan Jokowi-JK, sementara dua artis itu berseberangan dengan mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
7. Perang Media
Sejak pemilihan presiden dimulai, media mulai terbelah. Ini karena pemilik media juga menjadi pelaku politik. Lihatlah Metro TV, tvOne, MNC Grup. Surya Paloh, pemilik Metro TV adalah Ketua Umum Partai Nasdem. Dan seperti kita ketahui, pada pemilihan presiden kali ini, Nasdem berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Mereka bersepakat mengusung Jokowi-JK sebagai Capres dan Cawapres. Begitu juga yang terjadi di tvOne. Aburizal Bakrie adalah pemilik tvOne dan ANTV. (*)
Kecewa dengan agen game online yang lain?
BalasHapusDaftar disini saja Upd4te Bett1ng
F4ns Bett1ng
BalasHapusB0l4, C4sin0, T4ngkaS, s4bun9 4yam dll.. dp50 wd50
AJOQQ menyediakan 8 permainan yang terdiri dari :
BalasHapusPoker,Domino99 ,BandarQ,BandarPoker,Capsa,AduQ,Sakong,Bandar66 ( NEW GAME )
Ayo segera bergabung bersama kami di AJOQQ :)
Bonus : Rollingan 0.3% dan Referral 20% :)